[TENTANG BUKU] Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta karya Luis Sepulveda

 


Hore, akhirnya setelah sekian bulan saya tidak menghabiskan satu bacaan apapun, beberapa hari yang lalu saya berhasil menamatkan satu novel terjemahan karya Luis Sepulveda, Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta. Luis Sepulveda sendiri merupakan penulis kebangsaan Cile yang sangat dikenal sebagai pembela kebebasan dan lingkungan hidup. Ini tercermin dalam novel yang ia tulis dan sudah diterjemahkan dalam banyak bahasa. 


Bersampul warna hijau seperti semak-semak menggambarkan hutan Amazon yang masih sangat kaya dengan berbagai macam vegetasi dan masih sulit untuk ditaklukkan oleh manusia. Ditambah dengan penampakan sepasang mata berwarna kuning yang mengintip sebagai penggambaran bagaimana hewan seperti macan kumbang mengintai manusia-manusia yang haus akan eksploitasi. 


El Idilio adalah sebuah kota terpencil di tengah rimba Ekuador yang menjadi tempat tinggal seorang Pak Tua bernama Antonio Jose Bolivar. Pak Tua bukan penduduk asli, sebelumnya ia berasal dari tempat lain. Bersama istri tercinta akhirnya ia berpindah dan menggarap lahan, serta berkawan dengan  orang-orang suku Shuar, penduduk asli hutan Amazon. 


Setelah ia kehilangan sang istri yang terkasih, Pak Tua memilih menyendiri di sebuah gubuk dan menjadi pemburu yang handal (hewan untuk dimakan), serta menjadi salah satu pelindung hutan dari beberapa oknum jahat sehingga ia disegani di El Idilio. Namun tetap saja rasa galau karena kehilangan tak bisa hilang dari dirinya sampai ia temukan obat ampuh yaitu kisah-kisah cinta, bukan kisah cinta romantis tapi yang sendu, sedih, suram tapi selalu berakhir bahagia. 


Pak Tua tidak lancar membaca, tapi ia dengan semangat mengeja huruf demi huruf, kata demi kata dan akan membacanya berulang-ulang sampai ia paham apa yang ia baca. Baginya, membaca adalah penangkal racun di usianya yang sudah tua. 


Luis Sepulveda pada wawancaranya di halaman-halaman terakhir buku ini menjelaskan bahwa alasan utamanya menulis buku ini adalah untuk menggugat bangsa barat yang selalu berlindung di balik kata modernisasi padahal di baliknya mereka hanya berniat mengisap kekayaan hutan Amazon. Membaca buku ini akan bikin kita sadar bahwa sebagian orang di bumi ini menjadikan buku sebagai obat untuk segala macam kegalauan seperti yang dialami oleh Pak Tua. Jadi, tidak ada yang sia-sia dari membaca buku. 


Salam Literasi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TENTANG BUKU] Kutipan dari Novel Pejalan Anarki

[TENTANG BUKU] Namaku Alam - Leila S. Chudori

[TENTANG BUKU] Hijrah Jangan Jauh-jauh Nanti Nyasar! - Kalis Mardiasih