[TENTANG BUKU] Kutipan dari Novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi


Tahun ini barangkali adalah tahun paling malas membaca bagiku. Ah bukan karena malas tapi lebih sulit sekali meluangkan waktu untuk membaca seperti di tahun-tahun berlalu. Kesibukan dan pekerjaan memang paling tepat untuk menjadi alasan "kenapa kamu jarang baca buku?". Padahal di saat-saat luang pun aku masih sulit mengalihkan rasa "mager" itu ke buku. Keasyikan berselancar di sosial media memang membunuh kebiasaan baik yang satu ini. Aku membaca, tapi tidak se rutin dulu. Kali ini membaca hanya beberapa lembar per hari. 

Sampai akhirnya rasa bosan dengan  rutinitas yang begitu-begitu saja, kepala yang ribut setiap malam, kelelahan. Aku kembali kabur ke buku. Nah, setelah membaca dua novel nya Leila S. Chudori (Namaku Alam dan Pulang), Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi menjadi novel ketiga yang kubaca di tahun ini, milik Aan Mansyur. Walau bukan buku fisik tapi lewat aplikasi Ipusnas. Rasa-rasanya sejak bekerja dan punya penghasilan tetap aku juga kesulitan untuk menyisihkan uang beli buku fisik.

Jiwa Matajang adalah tokoh utama dalam novel ini. Menurutku namanya sangat bagus. Jiwa adalah seorang anak laki-laki yang lahir di salah satu kampung yang ada di Sulawesi. Tumbuh hanya dengan asuhan orangtua tunggal, ibunya. Kelak Jiwa jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Nanti yang juga adalah juniornya di Kampus. Bersama dengan Nanti, Jiwa membangun sebuah perpustakaan bernama Perpustakaan Terakhir. Ini terinspirasi dari sebuah komunitas bernama Perpustakaan Punggung yang merubah cara pandang Jiwa yang kala itu adalah seorang mahasiswa. Bahwa menjadi manusia berdampak bagi orang lain tidak melulu harus berbuat besar, tapi bisa berasal dari hal-hal kecil. Seumpama dua laki-laki yang ia temui di kampusnya, membawa tas yang berisi banyak buku untuk menyebarkan virus membaca di kampusnya itu. 

Kali ini aku tidak akan mengulas novel ini tapi hanya menuliskan kutipan-kutipan yang kusukai selama membacanya. Semoga kau juga suka :)

"Semua orang pernah disakiti, dan salah satu kebahagiaan langka dalam hidup ini adalah melihat orang yang menyakiti kita menyadari kesalahannya" hlm. 1

"Di negeri ini, takdir adalah kesimpulan bagi orang-orang yang mudah putus asa dan malas berpikir" hlm. 5

"Rumah pada akhirnya akan menjadi ruang rawat atau bilik penjara bagi penghuninya" hlm. 6

"Aku tidak pernah ingin mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak pernah mau beranjak dari masa lalu. Masa lalu bagiku, hanyalah masa depan yang pergi sementara" hlm. 7

"Kenangan punya banyak cara untuk menjerit dan membunuh pemiliknya" hlm. 7

"Ingatan adalah perihal yang sungguh-sungguh aneh. Lengannya bisa menjangkau jauh ke masa lampau, tetapi kadang tidak mampu menyentuh hal-hal yang baru saja berlalu" hlm. 9 

"Hal yang benar tetaplah benar meskipun cuma separuh dari dirimu yang percaya" hlm. 29

"Masa kecilku adalah satu kerajaan kecil, tempat tidak seorangpun mati di sana" hlm. 40

"Buku seperti kapak es yang akan memecahkan seluruh kebekuan laut dalam dada kita" hlm. 48

"Kelebihan sekaligus kekurangan manusia ialah tidak memiliki kepuasan" hlm. 49

"...menulis adalah cara lain untuk membunuh kebosanan. Menulis adalah perang melawan sepi" hlm. 51

"Namun, begitulah, ada saja perihal yang jawabannya tidak semudah hitungan matematika di sekolah dasar" hlm. 54

"Mencemburui masa lalu seseorang adalah salah satu hal paling menyedihkan dan lucu di dunia ini" hlm. 76

"Cinta memiliki bentuk perhitungannya sendiri" hlm 89

"Barangkali perempuan memang ditakdirkan menjadi lukisan abstrak. Rumit dan, karena itu tidak perlu dipahami" hlm. 91

"Kepala ibu adalah kata kerja. Kata dan kerja" hlm. 92

"dan, karena perempuan adalah makhluk yang kuat, mereka kadang lebih memilih menyakiti diri mereka sendiri daripada menyakiti orang lain" hlm. 109

"Perempuan seperti anak kecil, senang mengatakan tidak. Laki-laki seperti seorang anak kecil yang bodoh, menanggapi penolakan perempuan dengan sangat serius" hlm. 115

"Hidup barangkali sejak mula adalah ketersesatan, kita hanya harus bekerja untuk menikmati ketersesatan tersebut" hlm. 116

 "...setiap orang boleh memilih jalannya sendiri. Selalu ada jalan pulang bagi setiap orang" hlm. 129

"Kau tidak betul-betul mencintai seseorang sampai kau tidak mampu lagi mengatakannya" hlm. 138

"Perasaan jatuh cinta selalu punya cara yang aneh untuk menyiksa dan membiarkan seseorang melakukan hal-hal bodoh" hlm. 140. 

 

Nah, itu beberapa kutipan yang kusukai di novel ini. Sialnya, sebelum selesai kubaca, buku ini kembali ke antrian di Ipusnas. Harus menunggu beberapa waktu lagi agar bisa meminjamnya kembali secara online.


Salam literasi,

#rb.senyawa

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TENTANG BUKU] Kutipan dari Novel Pejalan Anarki

[TENTANG BUKU] Namaku Alam - Leila S. Chudori

[TENTANG BUKU] Hijrah Jangan Jauh-jauh Nanti Nyasar! - Kalis Mardiasih